Tepat Di Perayaan Hari Jadi Kabupaten Pati Ke - 702 Kenaikan PBB-P2 Yang Mencapai 250% Bakal Diturunkan

PATI,BIZZNETLINK.COM –Tepat di perayaan Hari Jadi Kabupaten Pati yang ke-702, Bupati Pati, Sudewo, mengumumkan keputusan penting terkait Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Dalam pernyataannya yang disampaikan di Pendopo Kabupaten Pati pada Kamis sore (7/8/2025), Sudewo menegaskan bahwa kenaikan PBB-P2 yang semula bisa mencapai 250%, akan diturunkan. 
Dalam keterangannya, Bupati menyampaikan bahwa keputusan ini tidak terlepas dari berbagai masukan, baik dari warga, tokoh masyarakat, pemerintah pusat, maupun provinsi.
“Terkait dengan kenaikan pajak yang sampai dengan 250 persen, sesuai arahan Bapak Menteri Dalam Negeri dan arahan Bapak Gubernur Jawa Tengah untuk diturunkan dan itu juga sesuai dengan tuntutan warga Kabupaten Pati. Maka pada kali ini saya memberikan satu informasi penegasan bahwa yang kenaikan PBB-nya sampai 250 persen saya nyatakan untuk saya akomodir untuk diturunkan,” ujar Sudewo.
Lebih lanjut, Bupati mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga stabilitas dan kedamaian di tengah dinamika yang terjadi.
“Dan selanjutnya marilah kita bersama-sama menjaga agar situasi kondusif, bekerja sesuai kegiatannya masing-masing," ujar Sudewo.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sudewo juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas dinamika yang terjadi menjelang peringatan hari jadi, termasuk insiden pada Selasa sebelumnya.

“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tidak ada maksud melakukan perampasan. Kami hanya ingin memastikan kirab boyongan yang digelar lima tahun sekali ini dapat berlangsung lancar sesuai rute yang ditetapkan. Kami pun tidak pernah melarang atau menghalangi kegiatan penggalangan dana,” jelasnya.

Terkait pernyataannya yang menimbulkan kesalahpahaman di publik, Sudewo juga memberikan klarifikasi.

“Saya juga minta maaf atas pernyataan ‘lima ribu silakan, lima puluh ribu massa silakan’. Tidak ada niat untuk menantang rakyat, apalagi rakyat saya sendiri,” tegasnya.

Ia menyampaikan komitmennya untuk terus terbuka terhadap kritik dan masukan demi kemajuan Kabupaten Pati. “Saya menyadari masih banyak kekurangan. Saya masih harus banyak belajar dan berguru. Saya terbuka terhadap semua masukan yang membangun demi Pati yang lebih baik,” ucapnya.

Bupati pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga situasi yang kondusif agar pembangunan daerah dapat berjalan optimal. 

“Saya ingin menjadi pemimpin yang amanah. Pembangunan RSUD Soewondo, perbaikan infrastruktur jalan, pendidikan karakter, dan penguatan sektor pertanian akan terus kami lanjutkan. Mohon dukungan dari seluruh masyarakat,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Sudewo juga mengapresiasi antusiasme warga Kabupaten Pati dalam menyemarakkan prosesi kirab boyongan. 

Kirab yang menjadi puncak rangkaian Hari Jadi ke-702 Kabupaten Pati itu digelar meriah pada hari yang sama. 

Kegiatan ini diikuti oleh Bupati, Wakil Bupati, jajaran Forkopimda, DPRD, pimpinan OPD, camat, tokoh masyarakat, hingga perwakilan pelajar dan pegiat budaya.

Prosesi dimulai dari Genuk Kemiri, diawali dengan pengambilan air suci oleh Kepala Desa Sarirejo dan juru kunci, disambut dengan tari tradisional Eka Prawira dan Bedhaya. 

Doa dan gelar bregodo pun mengawali prosesi kirab yang menyusuri jalan-jalan kota, mulai dari Gemeces, Jalan Pemuda, melintasi Alun-Alun hingga finis di Kantor Bupati.

Sepanjang rute, masyarakat menyambut antusias rombongan peserta kirab yang mengenakan busana adat, membawa pusaka, dan melibatkan prajurit simbolik dari tiga kadipaten cikal bakal Kabupaten Pati: Mojosemi, Paranggaruda, dan Carangsoka.

Kirab juga diramaikan oleh pawai marching band, rombongan duta budaya, Paskibra, sanggar budaya, dan prajurit simbolik dari berbagai desa.

Setibanya di Pendopo Kabupaten, acara dilanjutkan dengan pertunjukan Gongcik, Tari Golek Mugi Rahayu, hingga peletakan pusaka, dan pembacaan suluk oleh dalang.

Bupati Sudewo dalam pidatonya yang disampaikan dalam Bahasa Jawa menegaskan bahwa kirab ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap sejarah dan budaya leluhur.

“Kirab ini adalah simbol perjalanan sejarah Kabupaten Pati, dan harus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga identitas dan nilai-nilai budaya lokal,” ujarnya.

Sebagai penutup, dilakukan penanaman pohon beringin dan selametan sebagai bentuk doa dan harapan untuk masa depan Pati yang lebih baik.(EKO/HMS)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak