BANTUL,BIZZNETLINK.COM — Upaya penguatan ekonomi lokal yang berbasis budaya kembali dilakukan melalui kegiatan Internasional Community Service (ICS) yang digelar pada Selasa (20/5/2025) di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Kegiatan ini melibatkan puluhan Mahasiswa dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari Universitas PGRI Semarang, Universitas PGRI Yogyakarta, Universitas Negeri Jakarta, serta beberapa perguruan tinggi lainnya dari dalam maupun luar negeri.
Kegitan ini di ikuti oleh salah satu tim yang terdiri dari Septian Syah Dwi Nurcahyo, Aviv Risqi Afani, Putri Wulandari, Anindita Sih Pratiwi. Program ICS yang berfokus pada pengabdian masyarakat tersebut menyoroti dua produk unggulan lokal, yaitu UMKM Batik Giriloyo dan Wedang Uwuh, sebagai simbol kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal.
Dalam kunjungan ke sentra Batik Giriloyo, para peserta ICS berinteraksi langsung dengan para pengrajin. Mereka memberikan saran terkait strategi pemasaran digital dan pengembangan motif yang lebih adaptif terhadap selera pasar global.
Ibu Khibtiyah, selaku Koordinator Layanan Sosial Kampung Batik Giriloyo Mengungkapkan terkait dengan tantangan digital yang saat ini sedang mereka hadapi.
“sampai saat ini belum ada yang memasarkan produknya lewat aplikasi seperti Shopee atau tiktok shop. Bukan karena tikak mau tapi karena ada ke khawatiran akan kualitas dari produk batik tulis. Kita juga masih ragu dengan Tingkat kepercayaan dari konsumen. Tapi di sisi lain, kita juga berkeinginan untuk belajar dan berkembang. Semog ad acara berkelanjutan agar kitab isa ikut masuk ke dunia digital tanpa kehiangan identitas budata.” ujarnya.
Disisi lain, di sektor minuman tradisional, menarik perhatian pada UMKM Wedang Uwuh. Mahasiswa dan dosen yang terlibat dalam ICS merekomendasikan agar pelaku UMKM mulai berinovasi dengan kemasan Wedang Uwuh yang lebih praktis dan modern, seperti dalam bentuk teh celup instan, untuk memudahkan konsumsi dan menarik minat generasi milenial serta pasar internasional.
“Potensi rempah yang ada dalam Wedang Uwuh sangat mengesankan. Namun dari segi kemasan, perlu ada penyesuaian dengan gaya hidup saat ini agar dapat bersaing di pasar global,” ungkap Ika Menarianti dosen dari Universitas PGRI Semarang dalam sesi diskusi terbuka.
Kegiatan ini juga memperkuat kerjasama antara akademisi dan masyarakat, dengan harapan dapat memberikan solusi konkret terhadap tantangan yang dihadapi UMKM di era modern. Pemerintah desa setempat menyambut positif acara ini dan berkomitmen untuk menindaklanjuti hasil diskusi dengan pelatihan dan dukungan selanjutnya.
“Ini adalah momen penting bagi pelaku UMKM di Wukirsari untuk meningkatkan kelasnya. Kami sangat menghargai dukungan dari pihak kampus dan luar,” kata Kepala Desa Wukirsari dalam sambutannya.
Dengan adanya kolaborasi antara pelaku UMKM, akademisi, dan pemerintah, kegiatan ICS ini diharapkan menjadi contoh pemberdayaan ekonomi lokal yang tidak hanya mengandalkan potensi budaya, tetapi juga mampu menghadapi tantangan zaman melalui inovasi yang berkelanjutan.(EKO)
Tags
Pendidikan